Hasil Itu Penting, Berproses Jauh Lebih Penting

Menghargai proses adalah keniscayaan
Menghargai proses adalah keniscayaan
Proses adalah segalanya, hasil bukan prioritas karena Allah yang menentukan hasil, apapun hasilnya harus kita terima dengan lapang dada, jadi belajarlah untuk tidak marah apabila hasilnya tidak maksimal, tidak sesuai dengan keinginan, sebaliknya belajarlah untuk tidak terlalu gembira bila hasil dari proses sesuai dengan yang kita inginkan.

Hati yang marah, memberi efek negatif, baik bagi yang marah maupun orang yang menjadi sasaran kemarahan. Hati yang marah cenderung mencari kambing hitam, cenderung mencari orang yang dijadikan penyebab terjadinya kegagalan. Hati yang tidak marah bukan berarti tidak ada respon, tetap ada, tetapi ada perbedaan yang sangat berbeda, kemarahan, biasanya dibenak muncul pertanyaan siapa penyebabnya?.

Sebaliknya hati yang tidak marah akan memunculkan pertanyaan bagaimana bisa gagal?, Efek dari dua pertanyaan ini jauh berbeda. Jawaban atas siapa cenderung akan menyalahkan orang. Jawaban terhadap pertanyaan bagaimana bisa terjadi akan memunculkan alternatif jawaban atau kemungkinan, yang ini bisa kita kembangkan.

Berproses lebih penting

Bisa jadi jawabannya dalam berproses kita pribadi sebagai pelaku kurang  maksimal, kurang maksimal fokusnya, kurang maksimal waktunya, kurang maksimal energinya, kurang maksimal mentalnya, kurang maksimal pikirannya, kurang maksimal memanfaatkan yang ada didiri kita. Bila ini memang pilihan jawabannya yang berkembang dimasa yang akan datang adalah diri kita, yang akan melejit adalah diri kita, karena kita akan selalu memperbaiki diri, memaksimalkan kemampuan.

Jawaban lain yang muncul sebagai alternatif atas pertanyaan bagaimana bisa gagal?, bisa jadi kita keliru dalam memakai cara, metoda, strategi, model, bila ini memang jawabannya maka kita akan senantiasa memperbaiki cara, metoda, strategi dan model, kita akan bersikap dan bertindak dinamis, tidak kaku, inovatif dan kreatif.

Jawaban lain yang muncul atas pertanyaan bagaimana bisa gagal?, memang bisa jadi karena kekakuan seseorang, kesalahan individu, keterbatasan individu, serta kecenderungan individu untuk berbuat negatif untuk kepentingan individu atau kelompok, bila ini memang jawabannya maka kita tidak serta merta berdebat, spontan menyampaikan kesalahan yang bersangkutan, karena hal tersebut tidak akan merubah keadaan, karena setiap individu cenderung mempertahankan citra baiknya masing-masing.

Tentu saja kita tetap merespon tetapi tidak reaktif tetapi secara bijak.

Satu lagi masalah yang penting adalah ketika proses sudah maksimal kita lakukan kemudian berhasil, kita tidak serta merta tinggi hati, berkacak pinggang, menepuk dada, tetapi tetap rendah hati. Kenapa demikian, terlalu bergembira dengan hasil yang kita anggap telah berhasil biasanya membuat dan membius seseorang akan merasa cukup dalam berproses, sehingga tidak berkembang, tidak inovatif dan kreatif.

Hasil memang penting, tapi proses tidak kalah penting, dan yang terpenting adalah bagaimana kita menyikapi hasil dari proses yang telah kita jalani. (*)


ditulis oleh:
Amri Gunasti, ST., MT
Staf Pengajar Universitas Muhammadiyah Jember
Anggota Majelis Pendidikan Kader PDM kab. Jember
Lebih baru Lebih lama