Islam Berkemajuan, Berkhidmat untuk ummat menuju Indonesia berdaulat
Islam Berkemajuan - Konsep Islam berkemajuan harus membuktikan diri dalam hal berkhidtmat untuk ummat menuju Indonesia berdaulat |
Dalam falsafah berorganisasi, “Billahi Fii Sabililhaq, Fastabiqul Khairaat,” IMM seharusnya menjadi teladan atau pelopor pada setiap moment, baik kedaerahan maupun secara nasional karena tugas kader didalam mengawal agenda kebangsaan adalah dengan cara menjadi bagian pelaku sejarah kebangsaan sesuai dengan kapasitas dan kompetensi yang dimiliki.
Realitas sosial untuk keumatan menjadi amal tersendiri bagi masyarakat dengan semangat Trilogi maupun Trikompetensi Dasar IMM, hal ini senada dengan pandangan Muhammadiyah yang menurut Haedar Nashir (dalam Memahami Ideologi Muhammadiyah, 2015) bahwa Islam merupakan agama yang mengandung nilai-nilai kemajuan untuk mewujudkan kehidupan manusia yang tercerahkan.
Konsepsi Islam berkemajuan, yaitu organisasi ini mampu menangkap setiap dinamika perubahan untuk menyesuaikan model dakwah bagi ummat, hal ini penting sebagai salah satu indikator keberhasilan dalam rangka pengabdian (berkhidmat) kepada ummat untuk memposisikan sebagai kader kebangsaan.
Berbicara tentang kader, perlu sebuah definisi bahwa kader (dalam Sistem Perkaderan Muhammadiyah, 2015) merupakan istilah Perancis yaitu 'Cadre' atau 'les cadre' adalah anggota inti yang menjadi bagian terpilih dalam lingkungan pimpinan serta mendampingi (tokoh-tokoh) disekitar kepemimpinan.
Pemaknaan tentang kader ini seharus benar-benar dipahami secara utuh sehingga mampu membawa jatidiri tersebut sebagai anggota inti atau orang-orang pilihan yang berada pada lingkungan pimpinan maupun disekitarnya dalam berkhidmat untuk ummat.
Kemudian sejalan dengan perkembangan gerakan dakwah pada lini mahasiswa yang notabene sebagai gerakan intelektual, maka posisi IMM sangat penting untuk memberikan sebuah kontribusi kongkrit terhadap penyelenggaraan pemerintahan, dari pusat hingga daerahj, baik secara formal maupun kultural karena selama ini peranan tersebut masih belum sepenuhnya terasa pada proses pengawalan kebijakan strategis bagi masyarakat.
Dalam rangka membangun sebuah peradaban Indonesia yang berdaulat, maka perlu melihat dari beberapa perspektif. Yakni karena konsep ini akan mengacu pada sisi mana peran mahasiswa Muhammadiyah dalam pengabdianya untuk umat.
Kecenderungan untuk memandang suatu gerakan lebih tepat jikalau dilakukan analisa menggunakan perspektif sosial dengan demikian perjuangan atau pengabdian mahasiswa Muhammadiyah kepada masyarakat akan terlihat secara riil maknanya terhadap masyarakat secara sosial menjadi lebih tepat.
Disinilah peran penting posisi IMM sebagai organ gerakan mahasiswa untuk menjembatani saluran komunikasi antara masyarakat dengan pemerintah untuk memberikan solusi terhadap persoalan keumatan sehingga apa yang menjadi harapan maupun keinginan ummat dapat terwujud.
Untuk merealisasikan tujuan tersebut maka ada beberapa konsep model gerakan dakwah yang bisa di tempuh, diantaranya adalah Pertama, dimensi dakwah struktural yaitu dengan melakukan pola komunikasi yang efektif terhadap pemangku kebijakan sehingga antara masyarakat (ummat) yang terdampak pada kebijakan tersebut mampu menangkap secara utuh terhadap tujuan pemerintah. Sehingga peran aktif mahasiswa Muhammadiyah dalam kancah reformasi pemerintahan dan birokrasi harus terlibat didalamnya.
Kedua, dimensi dakwah kultural yaitu dengan melakukan pendekatan secara kedaerahan atau kelompok tertentu dalam melakukan perjuangan untuk ummat sebagai bentuk kesadaran secara kolektif.
Ketiga, dimensi dakwah basis sosial yaitu penguatan terhadap kelompok masyarakat atau ummat sebagai potensi untuk keberlangsungan tujuan dakwah.
Melalui konsep model gerakan tersebut mahasiswa Muhammadiyah melalui IMM akan selalu memposisikan diri sebagai gerakan intelektual yang melakukan pengabdian (berkidmat) untuk umat. Untuk itu, sebagai konsekuensi kader-kader IMM harus peduli terhadap persoalan kebangsaan dari berbagai aspek meliputi, ekonomi, sosial, budaya, politik dan hukum.
Hal ini menjadi motivasi sebagai kader untuk bisa berkontribusi dan mengambil peran dalam proses pengelolaan bangsa bahkan dalam mengambil berbagai kebijakan strategis yang menyangkut kepentingan umat dan bangsa dalam mewujudakan Indonesia yang berdaulat.
Dan, Islam berkemajuan pun tidak lagi menjadi sekedar jargon belaka. Semoga!. ● M. Syai'in
Penulis adalah Ketua Forum Keluarga Alumni IMM Jember. Saat ini menjabat sebagai Komisioner KPUD kab. Jember. Stadium general dibacakan pada pelantikan Pimpinan Cabang IMM Jember periode 2016-2017, di Unmuh Jember.