Rapat Kerja Wilayah (Rakerwil) Majelis Tarjih dan Tajdid (MTT) Jawa Timur yang diselenggarakan pada Sabtu (16/9) kemarin berfokus pada pembenahan internal MTT di PDM se-Jawa Timur. Kegiatan rakerwil yang dipandu oleh Dikky Syadqomulloh Ketua Pemuda Muhammadiyah Jatim periode 2018-2023 ini berlangsung gayeng dan menarik.
Dalam pemaparan program kerja periode 2022-2027 serta diskusi yang dihadiri oleh 150 anggota MTT se-Jawa Timur ini, mayoritas menginginkan pembenahan internal baik itu kurangnya kader dan ulama Tarjih Jawa Timur serta pemantapan ideologi berupa kajian-kajian Tarjih di PDM.
Menurut Dr. Nurul Humaidi, M.Ag, wakil ketua MTT Jawa Timur menyatakan fenomena kekurangan kader atau ulama Tarjih ini hampir semua PDM di Jawa Timur mengalami. "Krisis ulama akan terjadi di Muhammadiyah sudah diprediksi oleh Mentri agama Prof. Dr. Mukti Ali sejak tahun 80-an. Beliau melihat kala itu fenomena Muhammadiyah yang mendirikan banyak sekolah umum dan sangat sedikit memiliki sekolah agama seperti pesantren," ujar Dosen FAI UMM ini. Tapi, fenomena itu sudah diantisipasi oleh Muhammadiyah, hingga saat ini menurut Nurul ada 440 pesantren Muhammadiyah di seluruh Indonesia dengan beragam kondisi. Menurut ulama asli Madura ini kondisi menjamurnya pesantren Muhammadiyah ini jadi sinyal baik untuk menyiapkan kader Ulama Tarjih Muhammadiyah di masa depan.
"Dimulai dari PUTM Yogya kemudian menyusul ke PPUT UMM, dan saat ini UM Surabaya melalui Fakultas Agama Islamnya memulai, adalah langkah konkrit formal yang dilaksanakan oleh Muhammadiyah," pungkas Ketua PDM Kabupaten Malang ini.
Di lain pihak, ada cara informal yang bisa dilakukan oleh Majelis Tarjih PDM diantaranya melakukan pendataan di kabupaten/kota masing-masing apakah ada yang alumni PUTM dan sejenisnya. "Dan jangann lupa adakan kajian ketarjihan dengan kemudahan adanya teknologi, seperti zoom dan google meet," ungkap Nurul.
Sementara itu, aketua MTT Jawa Timur Dr. Ahmad Zuhdi, M.Fil menyatakan sejumlah masukan selama rakerwil ini akan di inventarisir serta akan dbahas khusus di MTT PWM. Ahmad Zuhdi mengatakan, "Masing-masing MTT PDM di Jawa Timur baiknya mengusulkan kepada PDM untuk Ahad Pagi ada 1-2 kali setahun mengambil tema kajian Tarjìh." Menurutnya dipersilakan kepada PDM untuk mengundang pemateri baik Majelis Tarjih PWM atau bajkan dari PP. Ahmad Zuhdi mencontohkan hal menarik di Klaten, dikana pengajian Tarjih yang diadakan dihadiri olrh jamaah lebih dari 1000 orang.
Kemudian menurutnya untuk mengurangi ke tidak PeDe-an serta ketidakmampuan membaca kitab kuning, maka miliki e Book kitab dan bagaimana cara mengoperasikan. "Kalau perlu diadakan pelatihan kitab-kitab digital semacam maktabah syamilah," ungkap Zuhdi.
Kegiatan Rakerwil Majelis Tarjih Tajdid Jawa Timur ini berakhir tepat pada pukul 3 sore dan ditutup oleh Wakil Ketua PWM Jawa Timur Dr. Syamsudin, M.Ag . Dalam kata penutupnya Dosen UIN Sunan Ampel mengingatkan pimpinan dan anggota Majlis Tarjih Tajdid se Jawa Timur agar tidak usah silau dengan keadaan lingkungan yang menyebabkan rasa minder. "Karena saking groginya kita, kadang kita melihat kucing itu seperti harimau yang menakutkan," pungkas Syamsudin.
Dalam pemaparan program kerja periode 2022-2027 serta diskusi yang dihadiri oleh 150 anggota MTT se-Jawa Timur ini, mayoritas menginginkan pembenahan internal baik itu kurangnya kader dan ulama Tarjih Jawa Timur serta pemantapan ideologi berupa kajian-kajian Tarjih di PDM.
Menurut Dr. Nurul Humaidi, M.Ag, wakil ketua MTT Jawa Timur menyatakan fenomena kekurangan kader atau ulama Tarjih ini hampir semua PDM di Jawa Timur mengalami. "Krisis ulama akan terjadi di Muhammadiyah sudah diprediksi oleh Mentri agama Prof. Dr. Mukti Ali sejak tahun 80-an. Beliau melihat kala itu fenomena Muhammadiyah yang mendirikan banyak sekolah umum dan sangat sedikit memiliki sekolah agama seperti pesantren," ujar Dosen FAI UMM ini. Tapi, fenomena itu sudah diantisipasi oleh Muhammadiyah, hingga saat ini menurut Nurul ada 440 pesantren Muhammadiyah di seluruh Indonesia dengan beragam kondisi. Menurut ulama asli Madura ini kondisi menjamurnya pesantren Muhammadiyah ini jadi sinyal baik untuk menyiapkan kader Ulama Tarjih Muhammadiyah di masa depan.
"Dimulai dari PUTM Yogya kemudian menyusul ke PPUT UMM, dan saat ini UM Surabaya melalui Fakultas Agama Islamnya memulai, adalah langkah konkrit formal yang dilaksanakan oleh Muhammadiyah," pungkas Ketua PDM Kabupaten Malang ini.
Di lain pihak, ada cara informal yang bisa dilakukan oleh Majelis Tarjih PDM diantaranya melakukan pendataan di kabupaten/kota masing-masing apakah ada yang alumni PUTM dan sejenisnya. "Dan jangann lupa adakan kajian ketarjihan dengan kemudahan adanya teknologi, seperti zoom dan google meet," ungkap Nurul.
Sementara itu, aketua MTT Jawa Timur Dr. Ahmad Zuhdi, M.Fil menyatakan sejumlah masukan selama rakerwil ini akan di inventarisir serta akan dbahas khusus di MTT PWM. Ahmad Zuhdi mengatakan, "Masing-masing MTT PDM di Jawa Timur baiknya mengusulkan kepada PDM untuk Ahad Pagi ada 1-2 kali setahun mengambil tema kajian Tarjìh." Menurutnya dipersilakan kepada PDM untuk mengundang pemateri baik Majelis Tarjih PWM atau bajkan dari PP. Ahmad Zuhdi mencontohkan hal menarik di Klaten, dikana pengajian Tarjih yang diadakan dihadiri olrh jamaah lebih dari 1000 orang.
Kemudian menurutnya untuk mengurangi ke tidak PeDe-an serta ketidakmampuan membaca kitab kuning, maka miliki e Book kitab dan bagaimana cara mengoperasikan. "Kalau perlu diadakan pelatihan kitab-kitab digital semacam maktabah syamilah," ungkap Zuhdi.
Kegiatan Rakerwil Majelis Tarjih Tajdid Jawa Timur ini berakhir tepat pada pukul 3 sore dan ditutup oleh Wakil Ketua PWM Jawa Timur Dr. Syamsudin, M.Ag . Dalam kata penutupnya Dosen UIN Sunan Ampel mengingatkan pimpinan dan anggota Majlis Tarjih Tajdid se Jawa Timur agar tidak usah silau dengan keadaan lingkungan yang menyebabkan rasa minder. "Karena saking groginya kita, kadang kita melihat kucing itu seperti harimau yang menakutkan," pungkas Syamsudin.