Penulis: Ustadz Kusno M.Ag
Editor: Maghfur S.E.
Sebuah
perjuangan mewujudkan cita cita luhur dalam suatu gerakan baik organisasi
kemasyarakatan keagamaan maupun organisasi politik kekuasaan, seperti di
Persyarikatan Muhammadiyah atau Partai Amanat Nasional sangat ditentukan
soliditas dan sinergitas internal dan eksternal yang kokoh, kuat dan nyata,
bukan sekedar retorika, kamuflase, semu bak isapan jempol yang kosong dari aksi
nyata. Pohon perjuangan tumbang bukan hanya karena badai hebat, namun lebih
disebabkan oleh akar, batang, cabang dan rantingnya yang lapuk. Sebagai Partai
yang terbuka dan inklusif berbasis nasionalisme Pancasila dan religiusitas
Pancasila, dengan nilai dan prinsip Politik Jalan Tengah, PAN dapat memperoleh
dukungan masyarakat dan bahkan kemenangan dalam pergumulan kekuasaan sekiranya
dikelola dan dikembangkan dengan cara setiap kader dan pimpinannya ber-AKHLAK.
Nilai dan prinsip ber-AKHLAK merupakan totalitas integritas kepribadian luhur
mencakup karakter Amanah, Kompeten, Harmoni, Loyal, Akuntabel dan Kolaborasi.
Amanah menjadi dasar kebijakan sikap dan pendirian, visi dan misi perjuangan.
Secara subtansial Amanah yang diemban manusia adalah ibadurrahman (hamba Tuhan,
hidup beribadah hanya kepadaNya) dan Kholifah fil Ardli (pemimpin di bumi yang
berkewajiban mewujudkan Syurga di bumi. Amanah yang tak boleh dikhianati, harus
dijaga dengan sungguh sungguh dan dipertanggungjawabkan dihadapan masyarakat,
bangsa dan Tuhan Yang Maha Kuasa. Kompeten, artinya kader dan pimpinan harus
memiliki kecakapan keilmuan dan ketrampilan tertentu yang butuhkan dan
dipersyaratkan sesuai standar yang baku. Di samping punya kecerdasan emosional
dan spiritual yang bagus. Kader dan pemimpin yang berkompeten menjadi figur dan
panutan dalam komunitasnya, sebagai keyakinan dan kepercayaan diri yang dapat
meluruhkan keraguan dan menghilangkan sakwa sangka, menolak issue dan fitnah
dalam kebijakan Leadhership maupun managerial maupun yang bersifat strategis
dan taktis. Harmoni adalah suasana keserasian, keselarasan dan kesesuaian
relasi dan hubungan intern dan antar personality kader dan pemimpin serta
dengan masyarakat yang nyaman, teduh, damai, tenang, dan bahagia. Harmoni
merupakan dasar kehidupan yang sejahtera berbasis sikap tertib dan rukun serta
berkeseimbangan lahir bathin, materiil dan spirituil.
Loyal. Kekuatan terdahsyat dalam pergerakan
perjuangan adalah loyalitas, sebuah komitmen dan militansi kader dan pemimpin
perubahan itu sendiri. Kesetiaan dan kesediaan berkorban lahir bathin, materiil
dan spirituil adalah substansi loyalitas. Tidak menduakan nilai ideologis dan
tunduk patuh, sami'naa wa atha'naa terhadap norma, aturan dan ketentuan
kebijakan sistem organisasi maupun partai. Fokus pada tujuan, visi dan misi
perjuangan. Semua potensi dan kekuatan, serta sumber daya yang ada benar benar
dijadikan alat dan sarana perjuangan. Konsisten dalam peran, fungsi dan
tanggungjawab yang diemban. Tidak gampang tergiur dan pindah ke gerbong lain
akibat gesekan pertarungan politik transaksional disrupsif.
Akuntabel, pada
dasarnya pengejawantahan sikap jujur, benar, terbuka dan transparan sesuai
kelayakan pikiran, rasional-logis, dan kepatutan kemakrufan, faktual empiris
dalam setiap kegiatan baik organisatoris maupun aksi nyata layanan
kemasyarakatan. Tidak ada kecurangan dan keculasan sistemik maupun personal. Tidak ada dusta
diantara elemen yang saling bekerjasama dan sama sama bekerja. Ujungnya
terbangun kepuasan dan kegembiraan bersama dalam perjuangan saat menerima
keberhasilan maupun kegagalan.
Kolaborasi,
berkemampuan membangun hubungan simbiosis mutualisme yang tepat, dengan ragam
mitra kerja, steak holders, dengan mengedepankan potensi kesamaan dan
menghargai potensi perbedaan. Bersikap saling menghormati, dan memperlakukan
relasi sesuai kedudukan peran dan fungsinya dalam kehidupan universal tanpa
menista dan menyakiti antar sesama. Merajut kebersamaan dengan jiwa semangat
ta'awuniyah, Bertolongan dan bergotongroyong atas dasar kebajikan dan
ketaqwaan, menghindari kebencian dan permusuhan. Saling merekat merangkul
mewujudkan tujuan bersama. Hidup terhormat, mulia dan bahagia selamat di dunia
akhirat. Sekali lagi, dunia adalah tempat memberikan makna, arti dan manfaat.
Politik adalah alat perjuangan meraih kekuasaan untuk kesejahteraan bersama.
Sedang Muhammadiyah adalah gerakan Islam bertujuan mewujudkan masyarakat Islam
yang sebenar-benarnya, untuk bahagia dunia akhirat (meraih Syurga). Maka
kesamaan pandangan PAN dan Muhammadiyah dalam kehidupan kebangsaan, adalah
potensi dan kekuatan yang dapat dikolaborasikan dengan baik dan tepat, menuju
Indonesia Maju.
Sebuah
perjuangan mewujudkan cita cita luhur dalam suatu gerakan baik organisasi
kemasyarakatan keagamaan maupun organisasi politik kekuasaan, seperti di
Persyarikatan Muhammadiyah atau Partai Amanat Nasional sangat ditentukan
soliditas dan sinergitas internal dan eksternal yang kokoh, kuat dan nyata,
bukan sekedar retorika, kamuflase, semu bak isapan jempol yang kosong dari aksi
nyata. Pohon perjuangan tumbang bukan hanya karena badai hebat, namun lebih
disebabkan oleh akar, batang, cabang dan rantingnya yang lapuk. Sebagai Partai
yang terbuka dan inklusif berbasis nasionalisme Pancasila dan religiusitas
Pancasila, dengan nilai dan prinsip Politik Jalan Tengah, PAN dapat memperoleh
dukungan masyarakat dan bahkan kemenangan dalam sekiranya dikelola dan
dikembangkan dengan cara setiap kader dan pimpinannya ber-AKHLAK. Nilai dan
prinsip ber-AKHLAK merupakan totalitas integritas kepribadian luhur mencakup
karakter Amanah, Kompeten, Harmoni, Loyal, Akuntabel dan Kolaborasi. Amanah
menjadi dasar kebijakan sikap dan pendirian, visi dan misi perjuangan. Secara
subtansial Amanah yang diemban manusia adalah ibadurrahman (hamba Tuhan, hidup
beribadah hanya kepadaNya) dan Kholifah fil Ardli (pemimpin di bumi yang
berkewajiban mewujudkan Syurga di bumi)
Sebuah
perjuangan mewujudkan cita cita luhur dalam suatu gerakan baik organisasi
kemasyarakatan keagamaan maupun organisasi politik kekuasaan, seperti di
Persyarikatan Muhammadiyah atau Partai Amanat Nasional sangat ditentukan
soliditas dan sinergitas internal dan eksternal yang kokoh, kuat dan nyata,
bukan sekedar retorika, kamuflase, semu bak isapan jempol yang kosong dari aksi
nyata. Pohon perjuangan tumbang bukan hanya karena badai hebat, namun lebih
disebabkan oleh akar, batang, cabang dan rantingnya yang lapuk. Sebagai Partai
yang terbuka dan inklusif berbasis nasionalisme Pancasila dan religiusitas
Pancasila, dengan nilai dan prinsip Politik Jalan Tengah, PAN dapat memperoleh
dukungan masyarakat dan bahkan kemenangan dalam pergumulan kekuasaan sekiranya
dikelola dan dikembangkan dengan cara setiap kader dan pimpinannya ber-AKHLAK.
Nilai dan prinsip ber-AKHLAK merupakan totalitas integritas kepribadian luhur
mencakup karakter Amanah, Kompeten, Harmoni, Loyal, Akuntabel dan Kolaborasi.
Amanah menjadi dasar kebijakan sikap dan pendirian, visi dan misi perjuangan.
Secara subtansial Amanah yang diemban manusia adalah ibadurrahman (hamba Tuhan,
hidup beribadah hanya kepadaNya) dan Kholifah fil Ardli (pemimpin di bumi yang
berkewajiban mewujudkan Syurga di bumi)
Amanah yang tak
boleh dikhianati, harus dijaga dengan sungguh sungguh dan dipertanggungjawabkan
dihadapan masyarakat, bangsa dan Tuhan Yang Maha Kuasa. Kompeten, artinya kader
dan pimpinan harus memiliki kecakapan keilmuan dan ketrampilan tertentu yang
butuhkan dan dipersyaratkan sesuai standar yang baku. Di samping punya
kecerdasan emosional dan spiritual yang bagus. Kader dan pemimpin yang
berkompeten menjadi figur dan panutan dalam komunitasnya, sebagai keyakinan dan
kepercayaan diri yang dapat meluruhkan keraguan dan menghilangkan sakwa sangka,
menolak issue dan fitnah dalam kebijakan Leadhership maupun managerial maupun
yang bersifat strategis dan taktis. Harmoni adalah suasana keserasian,
keselarasan dan kesesuaian relasi dan hubungan intern dan antar personality
kader dan pemimpin serta dengan masyarakat yang nyaman, teduh, damai, tenang,
dan bahagia. Harmoni merupakan dasar kehidupan yang sejahtera berbasis sikap
tertib dan rukun serta berkeseimbangan lahir bathin, materiil dan spirituil.