Rhenand Kasali: 10 Ledakan Ekonomi dan Kehidupan



Perkembangan teknologi yang sangat cepat di era ini membawa dampak bagi masyarakat di Indonesia. Dampak ekonomi dan kehidupan menjadi sektor yang paling cepat terkena imbasnya.

Ada 10 ledakan ekonomi dan kehidupan akibat perkembangan teknologi yang sangat cepat ini.

1. Ledakan Kreativitas

Ketika teknologi menjadi by pass bagi individu untuk memperlihatkan dirinya kepada khalayak, disitulah ekspresi diri bisa terkuak. Dahulu, mengekspresikan diri harus melalui kelembagaan yang tentunya ada syarat dan ketentuan berlaku. Misal, seniman musik yang menciptakan lagu dan ingin mengekspresikan kepada khalayak, butuh dapur rekaman yang jaman dahulu hanya dimiliki oleh beberapa kelembagaan tertentu saja. 

Kini, semua individu  bisa mengekspresikan kreativitas yang dimiliki kepada khalayak ramai lewat smartphone yang dimilikinya. Artinya ada banyak individu yang membagikan kreativitasnya secara kuantitas maupun kualitas.  

2. Ledakan Home Sweet Home

Pandemi Covid-19 ini menjadi titik balik untuk memikirkan kembali ambience environtment yang ada di rumah. Adanya pembatasan kegiatan di ruang publik memicu sebuah budaya baru  yaitu Work From Home.

Akibatnya, semua berkeinginan membuat lingkungan rumahnya dibuat se cozy mungkin, mulailah membangun ruangan khusus sebagai cave-nya tempat kerja yang nyaman. Dibelilah lampu, meja, kursi empuk, AC, stiker wall, dan lain sebagainya untuk mendukung suasana WFH. sesuatu yang dulu tidak pernah terpikirkan sebelumnya. 

3. Ledakan Wisata Luar  Ruang

Pembatasan kegiatan di luar ruang mengakibatkan manusia untuk berkegiatan di dalam ruangan. Namun, sebagaimana halnya manusia adalah mahluk sosial, ada perasaan ingin melakukan perjalanan.

Inilah, yang kemudian ditangkap oleh pribadi kreatif yang membuat usaha-usaha tour holiday menggunakan kamera 360 dan menjadikan usaha yang menjanjikan.

4. Ledakan Konten

Manusia sebagai mahluk yang membutuhkan informasi, menuntut adanya informasi yang bisa ditangkap dengan mudah, ringan dan lepas dari ketakutan bahaya kesehatan yang mengintai di luar ruang.  

Beberapa tokoh, merasa lebih baik menjelaskan sejumlah isu lewat Podcast  misal Opung LBP alih-alih menjelaskan kepada media pers rilis dengan mengundang wartawan untuk menjelaskan isu tes PCR, Opung lebih memilih menjelaskan di Podcast Deddy Corbuzier.

Deddy Corbuzier pun mendapatkan penghasilan cukup besar dengan Podcast. Traffic penonton yang mendengarkan Podcast Deddy membawa berkah iklan yang sangat besar. Produk pun tidak tanggung-tanggung membayar mahal kepada Deddy.

Inilah yang kemudian dicontoh banyak orang, membuat konten. Ada orang yang membuat konten memancing di sungai, ada pula yang memainkan kepiawaiannya memetik gitar, juga ada yang membuat konten memotong rumput untuk pakan hewan ditonton jutaan orang di seluruh dunia.  Sungguh luar biasa.

Hasil yang didapat dari membuat konten menjadikan banyak orang berbondong-bondong membuat konten, walaupun kontennya bersifat sepele, membuka kulit salak misalnya, hehe..

5. Ledakan Kolaborasi

Era ini, tidak lagi bersifat One Man One Show, dimana satu orang dianggap sebagai Ubermensch, yang dianggap lebih baik dari pada yang lain.

Era ini menuntut kolaborasi, mungkin ini juga yang membuat para Superhero bekerjasama membentuk aliansi Avengers. hehe...

Artificial Intelegence tidak muncul serta-merta. Teknologi transportasi berbasis tenaga listrik-pun kini lebih memilih kolaborasi dengan banyak pihak. Contohnya, pabrikan Ford dan General Motors yang memproduksi mesin berbasis listrik, dimana memungkinkan builder untuk merakit sendiri mobilnya dengan menggunakan spareparts yang tidak diproduksi oleh pabrikan besar. Bisa jadi modul dari pabrik A, sensor dari pabrik B, batrei dari pabrik C dan lain sebagainya.

Ini menjadi sebuah inovasi untuk memunculkan karya yang tidak serta merta Built Up buatan pabrikan besar saja, ada kolaborasi dengan sejumlah pabrikan kecil lainnya, bahkan memicu kolaborasi dengan orang-orang yang punya minat mengembangkan teknologi transportasi secara individual.

6. Ledakan Kecerdasan

Youtube bisa menjadikan kita sebagai ahli di bidang apapun. Kita bisa mempelajarinya di Youtube. merakit bom, bertanya cara membuat kue, masakan, atau sekedar bertanya bagaimana memasang magnetic door yang bagi sebagian orang sangat memusingkan bila ingin dipasang sendiri atau DIY(Do It Yourself).

Selain sebagai panduan, kita dibebaskan untuk mengembangkannya lebih dari sebelumnya. Mengingat tidak ada lagi batas, maka setiap orang bebas mengakses ilmu dan menyebarkan kemampuan yang dimiliki menjadi produk kecerdasan baru.

7. Ledakan Artificial Living

Applikasi open source menjadikan manusia mengembangkan Artificial Intellegence berupa Virtual Reality. terhubung dengan dunia maya di ruang privat.

Contoh, minecraft bisa membuat kota seenak-inginya sendiri, ada pula VR Grand Thief Auto, yang membebaskan seseorang untuk berbuat kriminal di perangkat dunia mayanya sendiri, tanpa harus mengganggu orang lain di dunia nyata.

8. Ledakan Useless Generation

Artificial Intellegence sebenarnya baik, bila merangsang manusia untuk terus mengembangkan kecerdasan yang ada dengan kecerdasan yang lebih baru.

Namun, ada dampak pula, bagi yang terbiasa instan, yang terbiasa menikmati saja tanpa berfikir untuk membuat, pada akhirnya individu tersebut hanya menjadi generasi pemakai saja. Generasi penikmat. 

9. Ledakan Non-Degree

Arus informasi, arus ilmu pengetahuan yang semakin deras juga membuat individu menjadi malas untuk mengambil degree secara formal. 

Contoh para milyuner yang ternyata tidak mengenyam pendidikan formal, atau tidak selesai pendidikan formal menjadikan panutan bagi banyak orang untuk tidak sekolah.  

10. Ledakan Open Science

Wajibnya para akademisi untuk mempublikasikan hasil riset mereka menjadikan ilmu pengetahuan berubah dinamis. Ilmu pengetahuan yang ada saat ini adalah sebuah proses meragukan ilmu pengetahuan yang sudah mapan di masa lalu.

Keinginan untuk melawan penerbit besar dengan free access bagi riset yang sudah dibuat, menjadikan sebuah kelembagaan baru untuk membuat segalanya menjadi gratis yaitu Open Science. Tuntutan bahkan dilayangkan oleh penulis riset itu sendiri untuk menggratiskan tulisan mereka  supaya dapat diakses oleh banyak orang. (IG)

Disarikan dari presentasi oleh Prof. Rhenand Kasali secara Live dalam Peringatan Milad Muhammadiyah ke 109  di Aula KH. Mas Mansyur, Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Jawa Timur, Surabaya,  pada tanggal 27 November 2021.


Lebih baru Lebih lama