ENAM Syarat Penting Masyarakat Berkemajuan Menurut Profesor Zainuddin Maliki

hijrah agar berkemajuan
Isu strategis dakwah Islam Rahmatan Lil 'alamin
Pimpinan Daerah Muhammadiyah kabupaten Jember selenggarakan agenda rutin Kajian Ramadhan 1440H di Aula Zaenuri Univ. Muhammadiyah Jember (Sabtu, 25 Mei 2019).

Acara dijadwalkan berlangsung selama 2 hari dengan 5 sesi materi. Dalam setiap sesinya, bertabur narasumber kompeten dibidangnya.

Sesi pertama, Dr. Aminullah El Hady dan Muhammad Malik, M.Ag. Sesi kedua, Dr. Sukarno dan H. Suharyo, SH.

Dan sesi ketiga, sesi terakhir untuk hari pertama ditutup oleh pemateri, Prof. Zainuddin Maliki. Sesi tentang "Isu Strategis dan Tantangan Dakwah Muhammadiyah Rahmatan Lil 'Alamin".

Meski berakhir hingga pukul 22.15 WIB, sesi ini berlangsung 'gayeng' karena ditutup dengan diskusi curhat beberapa peserta seputar kiprah Muhammadiyah dalam perhelatan pesta demokrasi pemilu 2019 yang baru saja dilangsungkan.

Profesor Zainuddin sedari awal mengurai secara panjang lebar tentang masyarakat berkemajuan. Menurut beliau, gagasan Muhammadiyah tersebut memiliki karakter, antara lain:

  1. Kelas terdidik
  2. Ber-etika
  3. Etos kerja keras
  4. Cerdas, kreatif dan Mandiri
  5. Tertib dan Disiplin
  6. Budaya monokronik.

Sedangkan cirinya, antara lain:

  1. Bersemboyan Khairunnas anfa'uhum linnas
  2. Berusaha memberi makna dan manfaat
  3. Pantang jadi parasit dan eksploitatif
  4. Spirit amar ma'ruf nahi mungkar.

Melalui pemaparannya, beliau mengingatkan bahwa saat ini umat Islam sebagai umat terbesar di Indonesia masih tertinggal dalam berbagai hal termasuk ekonomi dan politik.

Di bidang ekonomi, beliau sangat sedih melihat fakta bahwa dari sepuluh orang terkaya di Indonesia, hanya seorang yang muslim. Umat Islam belum "bersyarikat" dalam menjalankan bisnis sehingga kerap kali tertinggal di belakang.

Sedangkan di bidang politik, profesor yang pada pemilu kali ini berhasil melenggang ke senayan tersebut mengingatkan, bahwa pola komunikasi di Muhammadiyah masih cenderung elitis.

Menurutnya, Muhammadiyah memiliki potensi besar dalam jihad politik meski kondisi masyarakat yang kian pragmatis dan transaksional. Beliau mengutip pernyataan Fukuyama, bahwa modal utama keberhasilan adalah Social Capital, yakni berupa trust atau kepercayaan.

Sesi terakhir untuk hari pertama ini ditutup oleh Ustadz H. Kusno, ketua PDM Jember yang bertindak sebagai moderator diskusi. (fhr)
Lebih baru Lebih lama