Belajar Ekonomi Mandiri Koperasi Ranting Sendangharjo

Dari Infaq Jamaah dan kegiatan ekonomi mandiri PRM Sendangharjo di Brondong Lamongan berhasil
menghidupkan kegiatan dakwah jamaah
Salah satu lokasi tujuan studi banding pimpinan cabang Muhammadiyah se-Jember dan tim Lembaga Pengembangan Cabang & Ranting (LPCR) Jember adalah ranting Sendangharjo yang berada di Kecamatan Brondong Kabupaten Lamongan.

Ranting Muhammadiyah Sendangharjo yang berdiri sejak tahun 60-an ini memiliki sebuah Masjid bernama Masjid Al-Azhar sebagai pusat dakwah dan dibangun sekitar tahun 1977. Lingkungan Sendagharjo, seperti layaknya lingkungan Muhammadiyah lainnya banyak didominasi oleh warga di luar Muhammadiyah, tetapi mampu mewarnai dan menjadi pemimpin di wilyahnya dalamhal kemandirian ekonomi;

Keunikan yang dipelajari oleh LPCR Jember disini pada Sabtu (17/2/2018) adalah dakwah melalui program ekonomi mandiri sebagai kekuatan jama'ah ranting Sendangharjo.

Ranting Sendangharjo memiliki program ekonomi mandiri diantara Koperasi Al-Azhar yang berdiri sejak 1987, memiliki usaha penggilingan padi yang dikelola bersama dengan pengurus Nahdlatul Ulama sejak tahun 1992, pemanfaatan tanah wakaf berupa sawah yang dikelola jamaah Muhammadiyah, serta pembiasaan infaq setiap kepala keluarga Muhammadiyah di ranting sejak 1985.

Pada awalnya, sekitar tahun 1987, Ranting Sendangharjo memiliki usaha pertokoan yang didirikan sejak tahun 1987. Usaha ini dilakukan bertujuan menopang pendanaan amal usaha pendidikan MI Muhammadiyah 7 yang berdiri pada 1985. Kemudian pertokoan tersebut dikembangkan menjadi koperasi AL-Azhar yang menyediakan berbagai kebutuhan masyarakat diantaranya, sarana produksi pertanian seperti pupuk, alat pertanian dan obat, material bahan bangunan, alat tulis kantor, serta kebutuhan rumah tangga.

Dengan modal awal Rp. 5.000.000,- pada saat didirikan, saat ini di laporan akhir 2015 Koperasi AL-Azhar memiliki aset lancar senilai 1,2 milyar rupiah.

Sementara itu, Ranting Sendangharjo juga memiliki usaha penggilingan padi sejak tahun 1992. Usaha penggilingan padi ini tidak sepenuhnya milik PRM, namun hanya bersifat investasi sebesar 18% dan setiap tahun berhasil mendapatkan uang 8 juta rupiah sebagai hasil investasi selam setahun.

PRM Sendangharjo juga memiliki tanah sawah waqaf yang dikelola secara gotong royong oleh PRM dibantu dengan dewan guru MIM 7 Sendagharjo dan hasilnya dipakai untuk kesejahteraan masjid.

Yang menarik juga adalah infaq yang diterapkan kepada Kepala Keluarga Muhammadiyah di lingkungan ranting. Pertama adalah Infaq wajib KK Muhammadiyah dengan nilai terkumpul 80-100 juta per tahunnya, Kedua adalah infaq amplop pada dua hari raya per jiwa yang menghasilkan nilai sekitar 40-45 juta per tahunnya.

Selain itu juga, PRM Sendangharjo juga menjadi motor penggerak inovasi pertanian modern. Tak jarang PRM Sendangharjo memfasilitasi dalam kegiatan peningkatan mutu pertanian, dan menjadikan Ranting Sendangharjo memiliki komoditas produksi pertanian unggulan seperti melon golden, cabe rwait, tomat dan tanaman hortikultura lainnya.

Melihat hal di atas, ada kemiripan antara Sendangharjo dengan sebagian wilayah Muhammadiyah di Jember, Setidaknya tawaran Ketua Muhammadiyah KH Kusno, MPdI menjadikan Koperasi menjadi basis kekuatan ekonomi warga Muhammadiyah bisa ditindaklanjuti sehingga mengurangi ketergantungan sebagian ranting dan cabang pada Amal Usaha non-ekonomi yang dianggap punya uang lebih. maghfur
Lebih baru Lebih lama