Membongkar Teori Konspirasi Sejarah Hari Valentine Day

Sejarah hari valentine day
Sejarah hari valentine day
Benarkah sejarah hari valentine day merupakan salah satu teori konspirasi kapitalisme dalam kemasan hubungan kasih sayang antar manusia?, mari kita simak uraian berikut ini:

Kisah Pertama,

Suatu hari Desi mengejutkan teman-temannya dengan setangkai mawar yang diletakkan di dadanya. Serta merta teman-temannya menyambutnya dengan senyuman sambil bertanya, “dalam rangka apa ini Desi?”. Desi menjawab, “Tidakkah kalian tahu bahwa sekarang adalah hari valentine, hari kasih sayang, hari dimana orang-orang merayakan dan saling memberikan ucapan selamat, hari untuk mengucapkan segala rasa cinta, romantika dan ketulusan”. Tapi Fika salah satu temannya bertanya pada Desi dengan penuh keheranan, “Apakah artinya valentine?” Desi menjawab, “Artinya cinta dan kasih sayang dalam bahasa latin...?” Fika tertawa mendengar jawaban tersebut, dan berkata “Apakah kamu merayakan sesuatu yang kamu tidak mengerti artinya?” sungguh menyedihkan sekali. Tahukah kamu bahwa valentine adalah seorang pendeta Nasrani yang hidup pada abad ke 3 M”.  Demikian kata Fika dengan nada prihatin terhadap mayoritas generasi muda Islam yang mudah mengikuti apa saja yang sampai pada mereka tanpa berpikir panjang.

Kisah Kedua,

Mentari cerah bersinar tepat pada hari Rabu, 14 Februari 2018 pukul 07.00. Siska (bukan nama sebenarnya) memasuki kelas sekolahnya dan serta merta Danang (bukan nama sebenarnya) menyambutnya dengan sekuntum bunga mawar yang harum dan indah. “selamat valentine sayang” begitu surprise Danang pada Siska kekasih hatinya. Dengan agak kaget Siska menerima bunga itu sambil menghadiahi ciuman mesra berkata, “aduuh begitu perhatiannya engkau sayang sampai aku lupa jika sekarang hari valentine, hari untuk mengekspresikan berbagai rasa sayang yang tulus”. Keduanya kemudian duduk berdampingan dalam kelas, sambil mengikuti pelajaran (keduanya kelas 3 SMA), mereka saling berbisik dan membuat janji untuk menghabiskan malam valentine di pantai watu ulo (Ambulu-Jember).

Malam valentine pun tiba, keduanya berangkat ke watu ulo bersama teman-teman yang lain. Dan dari ngobrol, menuju saling meremas jari, menuju ciuman, rabaan, pelukan hingga tanpa sadar keduanya tidak berbaju lagi di hamparan pasir pantai watu ulo. Tragedi 2 anak manusia layaknya suami istri itupun terjadi.

Saya yakin ada banyak Siska dan Danang dimalam valentine baik di tingkatan SMA, Mahasiswa yang dilakukan baik di pantai, di warung remang-remang, sudut kampus yang aman dari intaian orang hingga di hotel berbintang. Saya juga yakin masih banyak Desi-Desi yang merayakan valentine Day walau tidak memahami apa hakikatnya valentine day itu.

Sejarah Hari Valentine Day

As-Sheikh Abu Abdirrahman Yahya bin `Ali Al-Hajuriy dalam karyanya yang berjudul “Peringatan”, menerjemahkan hari valentine dengan عيد الحب (Idul Hub) yang transliterasi tekstual nya berarti “Hari raya Cinta”. Menurut Basundoro2 valentine's Day adalah tradisi Barat dan menyebar di Indonesia sekitar tahun 1980, seiring dengan makin mudahnya masyarakat Indonesia memperoleh berbagai macam informasi melalui berbagai macam media. Saat informasi berkembang sangat pesat dan bisa diperoleh dengan mudah oleh siapapun, masuknya tradisi dan budaya dari berbagai tempat tidak bisa dihindari.

Menurut Katholik of Ensiclopedia disebutkan ada 3 versi valentine, yaitu:

Versi pertama,

Kisah pendeta Santo valentino yang hidup akhir abad ke 3 M. saat itu raja yang berkuasa di Romawi adalah Claudius 2. Raja melihat bahwa pendeta valentino sering menentang perintahnya dan ia selalu mengajak manusia untuk memeluk agama Nasrani. Kemudian raja menangkapnya dan valentino dihukum mati pada 14 Februari 270 M. oleh umat Nasrani ia menjadi Martir (dianggap mati Syahid dalam versi Islam). Maka agar umat Nasrani tidak lupa dirayakanlah hari itu sebagai hari valentine. (merupakan versi terkenal dan terkuat).

Versi kedua,

Raja Claudius 2 melihat bahwa para bujangan semangat perangnya lebih hebat daripada yang telah menikah. Maka raja mengeluarkan perintah untuk melarang pernikahan. Tapi Pendeta Santo valentino menentang perintah ini dan tetap melakukan pernikahan secara sembunyi-sembunyi di gereja. Akhirnya ia ditangkap dan dipenjarakan. Di penjara dia berkenalan dengan putri seorang penjaga penjara yang terserang penyakit. Dia mengobatinya hingga sembuh dan valentino jatuh hati padanya. Sesaat sebelum dihukum mati, ia mengirim sebuah kartu untuk putri itu yang bertuliskan “Dari yang tulus cintanya, valentino”. Hal ini terjadi setelah putri tersebut memeluk agama Nasrani bersama 46 kerabatnya.

Versi ketiga,

Saat agama Nasrani tersebar ke Eropa, di salah satu desa itu terdapat sebuah tradisi yang unik (perayaan Lupercalia), dimana para pemuda desa selalu berkumpul pada pertengahan bulan Februari (tanggal 13-18 Februari). Perayaan itu dipersembahkan untuk dewi cinta (queen of feverish love). Mereka menulis nama-nama para gadis desa dan memasukkannya ke dalam kotak. Setiap pemuda mengambil nama gadis-gadis itu, dan yang namanya keluar menjadi kekasihnya sepanjang tahun itu untuk bersenang-senang sebagai objek hiburan. Mereka juga menuliskan kartu tanda cinta yang bertuliskan “Dengan nama Tuhan ibu, saya kirimkan kepadamu kartu ini”. Konon, karena sulitnya menghapus tradisi ini, maka para pendeta mengganti kalimat “dengan nama tuhan ibu” menjadi “Dengan nama pendeta valentino” agar mengikat para pemuda dengan agama Nasrani dan mengingat perjuangan Santo valentino. (the Encyclopedia Britannica, sub judul : Christianity. The world Book Encyclopedia, 1998).

Fakta Hari Valentine Day

Melihat dari versi sejarah diatas, maka valentine’s day berasal dari upacara keagamaan Romawi Kuno yang penuh dengan Paganisme dan kesyirikan. valentine adalah untuk memperingati peristiwa martirnya pendeta Santo valentino. Oleh Kristen atas inisiatif Paus Gelasius I, hari itu dirubah/ditetapkan pada 14 Februari, dan posisinya sederajat dengan hari raya keagamaan bagi agama Nasrani. Pada perkembangan berikutnya, perayaan valentine disamarkan dan dihiasi dengan nama “hari kasih sayang”.3

Memang, substansi ajaran agama Nasrani / Kristen adalah ajaran cinta kasih. Hal ini tampak dari ajaran yang termaktub dalam injil Matius pasal 5 : 39 (bab Khotbah di Bukit tentang Ucapan Bahagia) “Janganlah kamu melawan orang yang berbuat jahat kepadamu, siapapun yang menampar pipi kananmu, berilah juga kepadanya pipi kirimu”.4 Cuman pertanyaannya, apakah hari ini masih ada pendeta yang mau “dikamplengi”? Jadi sekali lagi, valentine bukan berarti kasih sayang, tapi kasih sayang itu diadopsi dari substansi ajaran Nasrani yang termaktub di Injil itu. Yang ironis dalam prolog Desi diatas, banyak generasi islam yang menganggap valentine berarti kasih sayang, lantas merayakannya sebagai ekspresi hari kasih sayang.

Ketika dilakukan polling kecil-kecilan di SMK Muhammadiyah Jember dari 15 orang, ternyata didapatkan fakta berkaitan valentine, 86,7 % mereka menyatakan sebagai hari kasih sayang, namun hal yang positif ternyata 86,7 % dari mereka juga tidak merayakannya. Diantara mereka yang merayakan valentine bentuknya adalah 6,7 % mengekspresikan dengan berciuman, 26,7 % mengekspresikan dengan memberi hadiah cokelat.

Ferdiansyah R5 merekonstruksi perspektif lain, dan mungkin dianggap kontroversial bagi umat Islam mainstream: “Santo valentino adalah wujud seorang agamawan yang sangat patuh terhadap ajaran agamanya. Ia bahkan berani menentang penguasa. Menurutnya, pernikahan adalah sebuah bentuk kodrati bahkan dianjurkan oleh agama.

Oleh karena itu seorang Raja yang sangat berkuasa pun tak pantas untuk melarang-larang umat yang ingin menjalankan firman Tuhan tersebut. Dalam kisah valentine terdapat sebuah unsur “heroisme” yang tidak main-main. Kisah ini tak ubahnya seperti kisah Socrates yang rela mati minum racun demi mempertahankan idealismenya yang bertentangan dengan kekuasaan kala itu. Atau seperti Nabi Ibrahim yang berani menghancurkan berhala-berhala yang disembah oleh masyarakatnya, rajanya, bahkan orangtuanya sendiri. Dalam kasus Santo valentino, kekuasaan Raja yang absolut dapat diibaratkan sebagai sebuah bentuk berhala yang mereduksi eksistensi Tuhan, sehingga menurutnya harus dilawan. Menurut hemat saya, hari valentine seharusnya dirayakan sebagai sebuah bentuk perlawanan. Perlawanan atas segala bentuk kesewenang-wenangan, dan perlawanan terhadap apapun yang coba mereduksi absolutitas kekuasaan Tuhan yang ada pada jalinan kehidupan. Dan saya tegaskan, makna valentine itu tentang perlawanan, bukan kasih sayang.”

Terhadap opini Ferdiansyah R ini penulis berpendapat bahwa dalam kondisi darurat, wajib militer bagi setiap warganya adalah hal yang wajib. Sesuai dengan kaidah ushul ما لا يتم الواجب الا به فهو واجب (sebuah sesuatu yang kewajiban tidak bisa tegak secara sempurna tanpanya, maka sesuatu tersebut pun menjadi wajib adanya). Maka segala upaya yang dilakukan untuk menentang kewajiban itu menjadi terlarang, dan dianggap sebagai penyimpangan. Jadi interpretasi Santo valentino melakukan pernikahan secara subversif merupakan pelanggaran dan pemberontakan terhadap wajib militer Claudius 2 sebagai kebijakan negara saat itu. Artinya valentine tidak perlu dirayakan dan menjadi cacat hukum serta “batal demi hukum”. Selain itu penulis menyatakan bahwa valentine masih legenda dan mitos yang simpang siur, dan bukanlah berasal dari kearifan budaya Islam sendiri, mengapa menghidupkannya? Mengapa tidak menghidupkan kearifan budaya agama Islam sendiri yang lebih jelas fakta dan landasannya?.

Fatwa Hari Valentine Menurut Islam

Pertama, dalam Islam tidak ada hal itu dan tidak mengenal tradisi valentine. Ke-2, jika merayakan / memperingati berarti ikut membenarkan akan kemaksiatan. Ke-3, Jika merayakan berarti “Tasyabbuh”, dan Tasyabbuh diharamkan dalam islam, sebagaimana hadis nabi SAW yang diriwayatkan oleh Tirmidzi : “Barang siapa meniru suatu kaum, maka ia termasuk dari golongan kaum tersebut”. Ke-4, valentine adalah Bi’dah, dan Bid’ah adalah haram. Ke-5, merayakan valentine merupakan kemubadziran, dan mubadzir dilarang karena merupakan prilaku syetan. Syaikh Muhammad Shalih Al-Munajid dalam karyanya فتاوى الإحتفال بعيد الحب  mengutip pendapat Syaikh Ibnu Utsaimin dalam Majmu’ Fatawa 16/199 yang menyatakan, melarang dan memandang tidak halal bagi umat Islam jika melakukan ritual valentine baik dalam bentuk makan-minum, berpakaian khusus, saling tukar hadiah (bunga mawar atau coklat), maupun bentuk lainnya.7

Pada tahun 2011, pihak berwajib Malaysia menangkap lebih 100 pasangan Muslim karena merayakan Hari Kasih Sayang. Di Arab Saudi pada tahun 2002 dan 2008, para tokoh agama mengharamkan penjualan segala barang-barang Hari valentine karena disebut sebagai bagian dari kebudayaan Kristen. Larangan ini menimbulkan pasar gelap yang menjual mawar dan kertas kado. Partai Jamaat-e-Islami mendesak supaya Hari valentine dilarang di Pakistan. Meskipun demikian, perayaan ini semakin gencar. Sehingga para penjual bunga meraup keuntungan berlimpah dari perayaan ini.8

Tradisi ini adalah tradisi syirik tak ubahnya bagaikan ritual orang-orang Arab penyembah berhala mengungkapkan cinta berhala yang berada di sekeliling Ka'bah dengan cara mengelilinginya dalam keadaan telanjang tanpa memakai sehelai benangpun sambil bertepuk tangan dan bersiul, sebagaimana yang Allah jelaskan:

وَمَا كَانَ صَلاَتُهُمْ عِنْدَ البَيْتِ إِلاَّ مُكَاءً وَتَصْدِيَةً فَذُوْقُوْا العَذَابَ بِمَا كُنْتُمْ تَكْفُرُوْنَ

"Sembahyang mereka di sekitar Baitullah itu, tidak lain hanyalah siulan dan tepukan tangan. Maka rasakanlah azab disebabkan kekafiranmu itu".(Q.S. Al Anfaal: 35).

Lalu tradisi ini dihapus Rasulullah SAW setelah menaklukkan kota Mekkah dan membersihkannya dari kesyirikan, dan Allah mengancam orang-orang yang melakukannya dengan siksaan yang pedih. Rosul juga bersabda:

( مَنْ تَشَبَّهَ بِقَوْمٍ فَهُوَ مِنْهُمْ )

"Barang siapa yang meniru tradisi suatu kaum maka dia adalah bagian dari kaum tersebut. (H.R. Ahmad)."

Maka orang islam yang ikut memeriahkan hari valentine sesungguhnya dia adalah bagian dari umat Nasrani atau bagian dari kaum Animis Romawi kuno.

Perayaan valentine adalah bid'ah dalam agama Kristen dan dilarang untuk dirayakan pada awal masanya oleh para pendeta. Paus Gelasius II, pada tahun 496, menyatakan bahwa sebenamya itu hanya legenda. Cerita semacam itu tidak ada sama sekali dalam kitab Legenda Emas Jacobus de Voragine, yang disusun kurang lebih tahun 1260. Hari Raya ini kemudian dihapus dari kalender gerejawi pada tahun 1969. Kenapa generasi sekarang mau menghidupkannya kembali? Sungguh para pendeta tersebut lebih berakal daripada orang yang mengaku Islam akan tetapi ikut merayakannya. Untuk sebuah kasih sayang sejati, bagi umat muslim cukuplan dengan menengadahkan tangan berdoa kepada Allah dengan doa sya'ir cinta yang pernah dilantunkan oleh Nabi Daud dan Nabi Muhammad SAW:

اَللَّهُمَّ إِنِّيْ أَسْأَلُكَ حُبَّكَ وَحُبَّ مَنْ يُحِبُّكَ وَالْعَمَلَ الَّذِيْ يُبَلِّغُنِيْ إِلىَ حُبِّكَ اَللَّهُمَّ اجْعَلْ حُبَّكَ أَحَبَّ إِلَيَّ مِنْ نَفْسِيْ وَأَهْلِيْ وَمِنَ الْمَاءِ الْبَارِدِ

“Ya Allah, sesungguhnya aku meminta kepada-Mu untuk mencintai-Mu dan mencintai orang yang mencintai-Mu, dan amalan yang menyampaikan kepada cinta-Mu, ya Allah, jadikanlah mencintai-Mu lebih kucintai daripada diriku, keluargaku, dan air yang sejuk”. (HR. Tarmizi).9

Mari kita renungkan firman Allah SWT:

“Dan jika kamu menuruti kebanyakan orang-orang di muka bumi ini, niscaya mereka akan menyesatkanmu dari jalan Allah. Mereka tidak lain hanyalah mengikuti prasangka belaka, dan mereka tidak lain hanyalah berdusta (terhadap Allah)”.(Surah Al-Anam : 116).

“Dan janglah kamu megikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan, dan hati, semuanya itu akan diminta pertanggung jawabnya.” (Surah Al-Isra : 36).

Sisi Kelam Hari Valentine Day

Mayoritas yang merayakan valentine adalah anak-anak muda setingkat SMA dan Mahasiswa, dan mayoritas pula yang merayakan adalah mereka yang sudah punya pasangan / pacar. Ternyata mayoritas pula ekspresi bentuk perayaan valentine dikalangan mereka adalah memberikan hadiah, berkencan, saling berciuman hingga berhubungan seks, bahkan sering mereka pesta seks bersama. Selain dalam Islam diharamkan dan dosa bagi yang melakukannya, juga berdampak bahaya bagi pelakunya tatkala mengekspresikan dengan ber-making love. Dampak itu adalah terjangkitnya PMS (Penyakit Menular Seksual).

PMS (Penyakit Menular Seksual) adalah jenis penyakit yang menyerang pria atau wanita yang disebabkan oleh bakteri, virus atau jamur yang menular, salah satunya melalui prilaku hubungan seksual. Resiko tinggi yang terkena PMS adalah mereka yang melakukan seks bebas atau yang berganti-ganti pasangan seks. Istilah medis lain dari PMS adalah Veneral Disease (VD) atau Veneral Infection Disease (VID).

Macam dan Jenis PMS antara lain:

  1. Ghonore (GO).
  2. Sifilis.
  3. AIDS.
  4. Infeksi Genital Nonspesifik (IGN-s).
  5. Trikomoniasis.
  6. Vaginosis Bakterial (VB).
  7. Candidosis Vaginalis.
  8. Herpes Simplek.
  9. Condiloma Acuminata.
  10. Ulcus Molle.
  11. Limfogranuloma Venerum.6

Ke-11 penyakit itu yang siap di dunia ini menyerang manusia/remaja yang merayakan valentine day sebagai konsekuensi dari prilaku free sex. Belum lagi akibat non-fisik di Akhirat nanti.
Sifilis disebabkan oleh bakteri Triponema Pallidum, jika terkena maka penderita akan terjadi luka di bagian kelamin yang sakitnya sangat luar biasa. Sering disebut sebagai “raja singa”.

Umumnya akan nampak dalam waktu 10-90 hari setelah hubungan seksual. Ghonore (GO) disebabkan oleh bakteri Neisseria Gonorrhoeae. Jika mengenai maka penderita akan muncul luka, nyeri hebat hingga kencing keluar nanah. Pada wanita penyakit itu akan muncul 5-20 hari pasca hubungan seksual. Candidosis Vaginalis disebabkan oleh jamur Candida Albican yang hidup di dalam vagina wanita. Ia normal dan bersifat Apathogen (tidak berbahaya), tapi pada kondisi tertentu menjadi Pathogen (berbahaya) dan akan menular saat kontak seksual.

Selain lewat kontak seksual, penyakit ini juga dipicu oleh pemakaian pil KB, pemakaian obat antibiotik tanpa resep, pemakaian celana jeans yang ketat atau celana dalam yang terlalu ketat dan berbahan nilon yang tidak menyerap keringat, sehingga vagina semakin lembab dan mempermudah tumbuh candida. Gejalanya : gatal-gatal, keluar cairan kental, dari putih, kuning hingga bernanah. Pada pria saat kencing terasa panas seperti terbakar.

Diantara 11 penyakit itu yang sangat terkenal dewasa ini dan sangat menakutkan hingga menyebabkan kematian adalah AIDS, yang disebabkan oleh virus HIV. penyakit maut ini yang hingga kini masih belum ada obatnya masuk ke Indonesia pada 5 April 1987 diketemukan di Bali lewat turis asal Belanda. Tentu itu menular melalui free sex turis dengan PSK Bali. Data DEPKES RI pada Januari 2000 ada 1080 kasus yang terserang penyakit ini dengan rincian 794 kasus HIV + (Carier), dan 286 kasus AIDS. Tentu masih banyak lagi beberapa penyakit PMS yang tidak kalah bahaya dan dampaknya.

Teori Konspirasi Dalam Valentine Day

Satu hal yang pasti dan patut kita berhati-hati adalah bisa saja budaya valentine merupakan salah satu cara barat untuk menghancurkan generasi muslim. Ada agenda terselubung dibalik pesta valentine (hidden agenda). Untuk memerangi Islam secara langsung tidaklah mungkin, karena penjajahan telah dihapuskan diatas dunia.

Tapi penjajahan terselubung masih ada yakni melalui “Ghozwul Fikri” (perang pemikiran) salah satunya melalui infiltrasi budaya westernisasi (Taghribiyyah) berupa valentine dll. Berkaitan dengan ghozwul fikri, agaknya sangat benar thesisnya Samuel Huntington dalam “The Class Of civilization”. Dengan westernisasi generasi Islam akan tanpa sadar meninggalkan ajaran Islam, agamanya sendiri dan beralih menjadi pengikut agama lain (Nasrani). Mereka tidak sadar karena prosesnya begitu halus, yakni dalam tahapan:
  1. Tazyin (memandang indah sesuatu).
  2. Tasyabbuh (menirunya).
  3. Tasykik (meragukan akan ajarannya sendiri).
  4. Tarkik (meninggalkan ajarannya sendiri).
  5. Tadhlil (menyesatkan yang lain).
Selain itu, generasi muda yang terbuai budaya valentine akan terbelenggu dalam hedonisme, sehingga tidak produktif, tidak mampu memahami hakikat masalah sebenarnya yang lebih besar, termasuk masalah agama dan bangsanya, dan tidak mampu menatap masa depan yang lebih cerah.
Betapa tidak, dengan ber-valentine hakikatnya generasi muda telah terjajah secara pemikiran, terlena sehingga memudahkan agama lain dan bangsa lain mengacak-ngacak agama dan bangsanya.

Mau bukti? jika disodorkan masalah pada remaja, valentine atau memikirkan bangsa? Mayoritas remaja lebih suka dengan valentine dari pada membahas masa depan bangsa. Wajar kalau secara fisik kita merdeka, tapi secara pemikiran, ekonomi, budaya, bahkan secara militer kita masih terjajah. valentine day menjadi sebuah sarana yang sengaja diciptakan untuk memuluskan kapitalisme dan konsumerisme bagi masyarakat Indonesia yang sedang sakit. Terjadi di beberapa tempat, penjualan pernak-pernik kado valentine dalam aneka barang berwarna merah muda laku keras. Ini adalah secuil bukti dari hegemoni kapitalisme dan penggelinciran umat pada perilaku mubadzir lewat konsumerisme.

Ditulis Oleh:
Idris Mahmudi, A.Md.Kep, M.PdI. Perawat-Akupunturis, dosen dan Sekretaris LP-AIK UNMUH Jember, penulis buku “seks Islami ditinjau dari segi Al-Qur’an, Hadis dan Medis” dan buku “Mesra Bercinta Meski haid Melanda”.

Referensi:
2) Lihat Jawa Pos, 2006, 13 Februari: 31
3) https://remajaislam.com/401-sejarah-kelam-hari-valentine.html
4) Lihat Perjanjian Baru, Mazmur, dan Amsal. Lembaga Alkitab Indonesia, edisi III, 2013. Jakarta. Hal. 7. Diperbanyak oleh The Gideons International
5) Tulisan ini dimuat dalam kolom opini pedomannews.com 14 Februari 2012  
6) Lihat Mansur. “Kapita Selekta Kedokteran”, Media Aesculapius, 2010. Jakarta
7) Al-Munajid, Muhammad Shalih. Hukum Merayakan Valentine’s Day,  Maktab Dakwah dan Bimbingan Jaliyat Rabwah, 2009. Saudi Arabia-Riyadh. Hal. 8
8) htps://id.witkipedia.org/wiki/Hari_Kasih_Sayang
9) https://islamhouse.com/id/articles/117437/
Lebih baru Lebih lama