KH. Kusno : Pimpinan Muhammadiyah Wajib Laksanakan 4 Konsolidasi


Ketua Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Kabupaten Jember, KH. Kusno, MPdI dalam tausyiyah Ramadhan di hadapan peserta Kajian Ramadhan dan Konsolidasi PCM PRM oleh LPCR PDM pada Ahad (18/6/2017) kemarin menyoroti perkembangan cabang dan ranting serta aktivitas dakwah warga Muhammadiyah.

Cabang dan ranting itu menurut KH. Kusno merupakan simpul dan simbol kekuatan serta potensi, maka perlu untuk selalu dikuatkan. Karena cabang dan ranting adalah ujung tombak, maka jika ranting dan cabang rapuh maka akan roboh sebuah pohon itu.

Dalam upaya tersebut, maka warga Muhammadiyah di cabang dan ranting harus kembali kepada konsep dasar perjuangan dakwah yaitu tawasobbil haq wa tawasobil sobr.

“Berdakwah di tingkat cabang dan ranting itu membutuhkan ketangguhan pengurus dan anggotanya karena tantangan yang dihadapi di luar semakin keras,” ujar KH. Kusno mengingatkan.

Tak hanya soal potensi dalam menghadapi tantangan dan hambatan, Ketua PDM Jember juga mengingatkan pada PCM dan PRM bahwa dalam  berorganisasi supaya menjaga martabat dan marwah organisasi. Setiap langkah yang diambil dalam berdakwah dan mengurus manajemen organisasi supaya mempertimbangkan segala aspek sehingga aturan dan ketentuan yang sudah dibuat oleh pimpinan harus dijunjung tinggi.

Selain itu dalam tausyiyah tersebut Kepala Kantor KUA Rambipuji ini juga mengingatkan 4 konsolidasi utama yang perlu dipikir dan dilaksanakan.

Pertama, konsolidasi ideologi gerakan, dimana Muhammadiyah memiliki cara pandang hidup dan tujuan hidup dan norma/aturan/nilai yg digunakan untuk mencapai tujuan organisasi. Lewat konsolidasi ini warga Muhamadiyah wajib membangun potensinya kembali. Meskipun dimana-mana ada Amal Usaha Muhammadiyah (AUM)  jika ideologi gerakan tidak ada/tidak benar maka akan menjadi hampa.

Kedua, konsolidasi kelembagaan, administrasi dan manajemen organisasi. Termasuk di dalamnya menurut KH. Kusno adalah mengumpulkan data warga Muhammadiyah. Manajemen organisasi perlu melibatkan organisasi otonom (ortom), Angkatan Muda Muhammadiyah (AMM) dan AUM.

Ketiga adalah konsolidasi pimpinan. Pimpinan persyarikatan Muhammadiyah di semua level wajib memiliki prinsip profetik kenabian yaitu sidiq amanah tabligh dan fathonah.

Keempat pimpinan serta anggota wajib melakukan konsolidasi dalam rangka meningkatkan kuantitas dan kualitas aksi pelayanan.

“Dakwah Muhammadiyah itu harus terus bergerak dan tidak berhenti. Tunjukkan bahwa Muhammadiyah tumbuh subur dan menggembirakan utk semua,” pungkas KH. Kusno mengakhiri tausyiyahnya. ● maghfur
Lebih baru Lebih lama