Kajian Islam Tentang Doa Nabi Sulaiman Dalam Surah An-Naml

Kajian Islam Tentang Doa Nabi Sulaiman - Surah An-Naml 19
Ceramah agama kajian Islam pengajian rutin Muhamamdiyah Ahad Pagi tentang Doa Nabi Sulaiman dalam Qur'an Surah An-Naml ayat 19 oleh Prof. Thohir Luth, Ahad (10/09/17) di Halaman PDM Jember. - ilustrasi: gambar semut dari palpalindia.com via google image.
Ceramah agama Islam dalam rangka "Pengajian Ahad Pagi" edisi bulan September 2017 yang bertempat di halaman gedung Dakwah Muhammadiyah Jember kali ini menghadirkan wakil ketua PWM Jawa Timur Prof. Dr. Thohir Luth, MA sebagai pengisi tausiyah, Ahad (10/9/2017).

Profesor Thohir Luth menyampaikan tausiyah Islam seputar Doa Nabi Sulaiman yang tercantum dalam Qur'an surah An-Naml ayat 18-19. Nama surat An-Naml sendiri diambil dari kata yang terdapat dalam ayat tersebut yang artinya adalah semut. Kedua ayat tersebut menceritakan Nabi Sulaiman ‘Alaihi as-Salam yang berdo'a tatkala mendengar obrolan diantara para semut. Salah satu diantara semut tersebut menyeru semut lainnya untuk masuk ke dalam sarang agar tidak terinjak oleh Nabi Sulaiman dan bala tentaranya.

Mendengar percakapan semut tersebut, Nabi Sulaiman tersenyum, lalu tertawa kemudian berdoa sebagai bentuk syukur kehadirat Allah SwT atas anugerah nikmat yang telah dilimpahkan kepadanya.

Doa Nabi Sulaiman dalam Surah An-Naml



Artinya:
(18) Hingga ketika mereka sampai di lembah semut, berkatalah seekor semut, "Wahai semut-semut! Masuklah ke dalam sarang-sarangmu, agar kamu tidak diinjak oleh Sulaiman dan bala tentaranya, sedangkan mereka tidak menyadari."
(19) Maka dia (Sulaiman) tersenyum lalu dengan tertawa karena (mendengar) perkataan semut itu. Dan dia berdoa, "Ya Tuhanku berilah aku ilham untuk tetap mensyukuri nikmat-Mu yang telah Engkau anugerahkan kepadaku dan kepada dua orang tuaku dan agar aku mengerjakan kebajikan yang Engkau ridhai; dan masukkanlah aku dengan rahmat-Mu ke dalam golongan hamba-hamba-Mu yang saleh."

Masih menurut Profesor Thohir Luth, setidaknya ada 3 hal penting yang dapat diambil sebagai ibrah (menyeberangkan peristiwa yang terjadi kedalam dirinya atau sebagai pelajaran) dari Qur'an Surah An-Naml ayat 18-19, antara lain:

Pertama, sebagai manusia kita wajib terus bersyukur, apapun yang diberikan oleh Allah SwT baik berupa anugerah maupun musibah masing-masing memiliki hikmah pelajaran yang harus disyukuri.

Sehubungan dengan anugerah dan musibah ini, Profesor Thohir Luth menyelipkan sebuah kisah tatkala suatu ketika ada rombongan yang hendak menyebarang ke kepulauan Karimunjawa (kepulauan di Laut Jawa yang masih masuk wilayah kabupaten Jepara). Dalam pejalanan penyebrangan tersebut perahu menghadapi gelombang laut yang tinggi. Disaat penumpang lain mulai panik, terdapat seorang ibu yang tampak tenang dengan berulang-kali mengucapkan syukur Alhamdulillah.

Singkat cerita, akhirnya perahu yang ditumpangi tersebut sampai juga ke bibir pantai dengan selamat. Namun salah satu penumpang lainnya menyampaikan keheranannya lalu menanyakan pada seorang ibu tadi. Dan sang ibu tersebut menjawab, jika segala sesuatu yang hendak menimpanya haruslah disyukuri. Sang Ibu menjawab dengan tenang, jika perahu tenggelam, insyaAllah dia akan bertemu dengan anaknya yang telah mendahului meninggal dunia dikarenakan kecelakaan. Sedangkan jika perahu selamat sampai tujuan maka dia akan bertemu dengan cucu yang ia rindukan.

Kisah sosok ibu dalam cerita di atas setidaknya memotivasi kita umat Islam agar senantiasa bersyukur kehadirat Allah SwT dalam kondisi apapun. Karena bisa jadi segala sesuatu yang tidak kita harapkan justru hal itu merupakan kebaikan yang sesungguhnya Allah SwT persiapkan untuk hamba-Nya yang beriman.

Kedua, kita juga wajib mengerjakan amal shalih dengan hanya mengharap ridho Allah SwT. Rasulullah SAW dalam sebuah hadits bahkan mengingatkan bahwa beliau mengkhawatirkan umatnya nanti seluruh amalannya tertolak karena motivasinya bukan untuk mencari keridho'an Allah SwT.

Ketiga, setelah pandai bersyukur dan mengerjakan amal shalih karena mengharap ridho Allah SwT, maka memohonlah kepada Allah SwT untuk bisa dimasukkan ke dalam golongan hamba-hamba yang shaleh.

Tiga ibrah atau pelajaran tersebut merupakan salah satu upaya kita sebagai umat Islam dalam menghadapi kondisi kehidupan akhir-akhir ini. Menurut Prof. Thohir Luth, saat ini hamba Allah yang bersyukur kalah jauh dibanding mereka yang kufur.

"Tak hanya itu, musuh utama kita dalam meraih ibrah di atas adalah hawa nafsu kita sendiri," pungkasnya.

Dalam Pengajian Ahad Pagi yang membahas seputar Doa Nabi Ibrahim dalam Surah An-Naml ini dihadiri oleh juga oleh jajaran pimpinan Muhammadiyah Jember diantaranya, Dr. Aminullah el Hady, Joko Purwanto, MH, Ir. H. ALi Maksum, Ahmad Samanan, MKPd, dan Drs. Ali Fauzi. ● maghfur
Lebih baru Lebih lama