PP Muhammadiyah dan Kemenko PMK Gelar Pelatihan Pencegahan Intoleransi dan Keadaban Digital di Jember

Dok. JemberMu

Dalam rangka kegiatan penguatan Gerakan Nasional Revolusi Mental, Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah dan Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Kemenko PMK) mengadakan pelatihan pencegahan intoleransi dan keadaban digital bagi tenaga pendidik di lingkungan sekolah Muhammadiyah.

Pelatihan yang dilaksanakan di Hotel Aston Jember, pada 14-15 Oktober 2023 ini diselenggarakan untuk membangun sikap toleransi dan pemahaman akan keragaman yang menjadi pondasi penting dalam membangun peserta didik yang memiliki profil Pancasila. Acara ini dibuka oleh Muhammad Sofyan, S.T., M.T., Izzul Muslimin, S.I.P., Dr. Sofyan Rofi, M.Pd.I., serta Dr. Khozin, MSi.

Kegiatan tersebut dikuti 40 kepala sekolah atau tenaga pendidik dari berbagai sekolah Muhammadiyah di wilayah Kabupaten Jember. Dengan mengikuti kegiatan ini, peserta diharapkan bisa menanamkan nilai-nilai Pancasila pada peserta didik sehingga mampu menjadi pelopor Gerakan Nasional Revolusi Mental.

Dok. JemberMu


Narasumber pada kegiatan ini menjelaskan tujuan dari kegiatan ini untuk mempromosikan atau merawat toleransi di sekolah.

"Revolusi mental di antaranya adalah merawat toleransi. Kita melatih guru-guru ini supaya mereka menularkan keadaban ini pada murid-muridnya". jelasnya.

Untuk diketahui, Revolusi Mental merupakan gerakan yang semula dicanangkan oleh Presiden Soekarno pada tahun 1957.

Bung Karno membuat gerakan tersebut dalam upaya mempercepat perubahan yang terjadi di Indonesia agar lekas mencapai cita-cita bangsa sesuai yg diamanatkan oleh Undang-Undang Dasar 1945.

Pada Era pemerintahan Presiden Jokowi, Revolusi Mental menjadi sebuah Gerak­an Nasional dengan diterbitkannya Inpres No.12 Tahun 2016 dan Kemenko PMK-lah yang diamanahkan sebagai koordinatornya.

Lebih baru Lebih lama