Syawwalan Dan Rakor Kader-Pendekar Tapak Suci PIMDA 04 Jember
Ada yang unik dengan penyelenggaraan Syawwalan Kader serta Pendekar Tapak Suci PIMDA 04 Kabupaten Jember. Tak hanya menyelenggarakan Syawwalan, mereka juga melaksanakan Rapat Koordinasi di rumah Pendekar Besar Dr. Sukarno, MSi pada Sabtu (15/7/17) kemarin.
Tak kurang 60 orang kader dan pendekar Tapak Suci hadir pada acara yang dimulai sejak pukul 6 sore tersebut. Tampak beberapa pendekar dari cabang Tapak Suci hadir seperti Tanggul : Pendekar Sumaji (Tanggul), Pendekar Salim (Cakru), Pendekar Saidi dan Pendekar Husein (Ambulu), Pendekar Bejo Sukatman (Watukebo), Pendekar Gatot (Jenggawah) serta Pendekar Besar Nizam, pendekar Aris dan Pendekar Sholeh dari kota Jember.
Dalam acara yang dikemas santai tersebut, bergantian para pendekar Tapak Suci memberikan pengarahan dan sambutan.
Ketua PIMDA 04 Pendekar Besar H. Abdullah BA yang memberikan sambutan menyampaikan beberapa poin penting diantaranya dengan niat yang ikhlas dan pasti Tapak Suci akan memiliki kemampuan lebih dari yang lainnya, mewujudkan ghiroh silaturrahmi antar anggota Tapak Suci karena silaturrahmi merupakan salah satu syiar wujud eksistensi Tapak Suci.
“Selain itu, Tapak Suci harus meneguhkan eksistensi dengan peningkatan cita-cita bersama diantaranya mengangkat prestasi anak didik,” ungkap Abi Dullah sapaan akrab beliau.
Sementara itu, Pendekar Madya Syamsuddin, S.Ag dalam tausyiyah Syawwalan menyampaikan bahwa kegiatan Syawwalan adalah wujud hubungan baik dengan sesama manusia. Salah satu bentuk hubungan baik itu adalah dengan saling maaf-memaafkan.
“Dengan maaf memaafkan hati akan menjadi tentram dan jiwa akan selalu merasa sehat,” tegas penasehat Tapak Suci cabang Cakru ini.
Di akhir acara Pendekar Besar Dr. H. Sukarno, M.Si., menyampaikan beberapa hal penting diantaranya bahwa Tapak Suci tidak boleh mati, harus eksis sebagai wadah dakwah maupun ibadah ghoiru mahdhoh di bawah tuntunan rasulullah dan gerakan Muhammadiyah. Dengan melaksanakan ittiba’ Rasulullah warga Tapak Suci dan Muhammadiyah akan terhindar penyakit fisik yang disebabkan ruhani yang tidak sehat.
Selain itu dosen IAIN Jember ini juga mengingatkan setiap kader dan pendekar Tapak Suci agar mempersiapkan generasi penerus sebagai tugas bersama dan utama, dengan berbekal dan belajar untuk menghargai waktu, lingkungan, diri kita sendiri serta organisasi, maka tugas ini akan terasa mudah dan tercapai. ● chandra, udin