Aisyiyah Watukebo Gelar Milad Bahas Jihad Ekonomi Sebagai Lahan Dakwah

Cabang Aisyiyah Watukebo peringati Milad Aisyiyah dengan pengajian ekonomi
Dalam rangka Milad ‘Aisyiyah ke-104, Ahad, (5/08/2018) kemarin bertempat di MI Muhammadiyah 2 (MUDA) Ceria Pontang, telah terselenggara Pengajian Koordinasi ‘Aisyiyah Se-cabang Watukebo  dengan tema “Gerakan Ekonomi Perempuan Jihad Dakwah ‘Aisyiyah untuk Kesejahteraan Umat”.

Pengajian koordinasi ini mengundang Safitri Qomariyati, MP Dosen Universitas Muhammadiyah Jember selaku pembicara sekaligus seorang wirausahawan. Selain itu, nampak hadir utusan dari PCM Watukebo Agus Khoiron dari Majelis Ekonomi, PCA Tempurejo dan anggotanya, Ortom putri, Muslimat Pontang serta seluruh anggota ‘Aisyiyah Se-cabang Watukebo.

Ketua PCA Watukebo, Ridayati, SPd dalam sambutannya menyatakan bahwa perekonomian menjadi faktor penting untuk menyokong keberlangsungan hidup suatu keluarga dan masyarakat umum.

“Terkait dengan tema kali ini, ‘Aisyiyah gerakannya itu bukan lagi atau tidak hanya di bidang sosial kemasyarakatan, pendidikan, dan keagamaan saja, tetapi gerakannya juga harus di jihad ekonomi," ungkap Ridayati.

Menurut pengamatannya, cabang Watukebo memiliki potensi perekonomian usaha/bisnis dalam rangka untuk kesejahteraan keluarga pada khususnya dan masyarakat pada umumnya. Bersamaan dengan itu sayangnya ‘Aisyiyah Cabang Watukebo belum bisa mendidik, membina, dan memberdayakannya, hanya masih sejauh mendata.

Selain itu, Ridayati membacakan dan memperkenalkan nama Ibu-ibu ‘Aisyiyah yang memiliki produk bisnis ekonomi yang sudah berjalan lama atau masih berkembang. Dan di akhir sambutannya beliau mengatakan bahwa gerakan ‘Aisyiyah itu tidak hanya di mimbar atau pengajian saja, tetapi gerakan ‘Aisyiyah juga harus bisa dirasakan manfaatnya di masyarakat luas.

Sambutan dilanjutkan oleh Bapak Agus Khoiron yang diawali dengan bercerita tentang salah satu kegiatan yang diikutinya di Yogyakarta yang didalamnya terdapat sekumpulan saudagar atau pengusaha Muhammadiyah, dan beliau mengatakan bahwa Muhammadiyah Jember termasuk yang paling akhir dalam menyadari bahwa perekonomian memiliki pengaruh yang besar, awalnya memang Muhammadiyah di Jember lebih fokus kepada pendidikannya.

Masuk acara inti yang diisi Safitri Qomariyati, MS, beliau membenarkan bahwa memang ‘Aisyiyah memiliki potensi yang besar terhadap perekonomian keluarga dan masyarakat akan tetapi para pengusaha ‘Aisyiyah masih belum ada pembinaan lebih lanjut dan lagi-lagi hanya masih sebatas pendataan saja. Sumber daya keperempuanan ini perlu dikembangkan dan di kelola bersama, tentunya harus dilakukan secara berjamaah tidak berdiri sendiri.

"Pengetahuan perekonomian juga harus dimulai dari tingkat dasar, perlu dikenalkan tentang sumberdaya alam di lingkungan sekitarnya yang memiliki potensi untuk dijadikan produk usaha, dan ini harus dikenalkan sejak dini,"ungkap Safitri.

Paradigma pengembangan ekonomi memang tidak langsung besar tapi dimulai dari yang kecil. Safitri menambahkan bahwa kita memang tertinggal dalam ekonomi, tetapi dengan ketertinggalan tersebut kita tidak harus pesimis, dengan sumberdaya alam dan sumberdaya manusia yang ada, kita bisa mengejar ketertinggalan tersebut.

Safitri juga menitipkan pesan kepada para guru di Watukebo agar mengenalkan sumberdaya alam yang memiliki potensi di daerahnya.

“ 'Aisyiyah Watukebo semoga bisa menghasilkan produk yang berkualitas dan sehat, bukan hanya laku di pasaran. Tetapi bagaimana impact yang kita hasilkan harus baik, sehat, dan higienis”, tutupnya. ● nourma
Lebih baru Lebih lama