Dr. Biyanto: Saya Beramal, Maka Saya Ada

Diskusi Kemuhammadiyahan - Dosen beserta pimpinan Universitas Muhammadiyah Jember diskusi kemuhammadiyahan bersama Dr. H. Abdul Mu'thi, M.Ed dan Dr. Biyanto. Sabtu (8/10/16)
Salah satu ciri organisasi Muhammadiyah adalah bahwa dalam geraknya menekankan pada prinsip beramal. Dalam pendirian ranting, misalnya, syarat utamanya adalah bahwa ranting tersebut harus mempunyai amal usaha, baik berupa sekolah, masjid, panti asuhan atau pengajian.

"Saya beramal maka saya ada," itulah yang disampaikan oleh Dr. Biyanto dalam kegiatan yang diadakan oleh LP-AIK Universitas Muhammadiyah Jember, Sabtu (8/10/2016).

"Muhammadiyah tidak hanya mengatakan bahwa kita harus beramal dengan kata-kata, tapi muhammadiyah selalu menyampaikannya dengan contoh". "Majunya muhammadiyah itu karena amalnya," tambah Biyanto yang merupakan dosen UIN Sunan Ampel dalam acara yang bertajuk Diskusi Ideologi Muhammadiyah tersebut.

Sementara itu panelis lain Dr. Abdul Mu'ti, Sekretaris Pimpinan Pusat Muhammadiyah, senada dengan Biyanto menyatakan bahwa "Islam itu turun agar masyarakat egaliter, sehingga diawal turunnya Islam turun di Mekah, banyak masyararakat marginal yang berbondong-bondong memeluk Islam, karena Islam mengakui eksistensi kebaikan manusia berdasarkan prestasi amalnya, bukan pangkat, apalagi keturunannya".

"Tauhid itu bukan eksklusifitas beragama," lanjut Mu'ti, "Tetapi bagaimana kita menggali otensitas ajaran Islam dan keberimanan selalu membuat orang optimis".

Diakhir diskusi yang dimulai pukul 19.30-22.00 WIB tersebut, Mu'ti menyampaikan bahwa Muhammadiyah tidak boleh pelit berbagi kebahagian dan keberhasilan. "Media merupakan salah satu keharusan yang harus dimiliki Muhammadiyah dalam menyebarkan dakwah Islam," pungkas Mu'ti.

Diskusi yang sangat menarik ini dihadiri oleh Rektor, para Wakil Rektor, direktur pasca-sarjana serta dosen dan staf pengajar yang ada di Universitas Muhammadiyah Jember. ● Amri Gunasti
Lebih baru Lebih lama